Rabu, 13 Mei 2020

Foto Dan Biografi Sejarawan / Ilmuwan Nasional Bidang Teknologi

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Hai Para Cendekiawan...
Balik lagi nih dalam blog Kak Mel. Setelah minggu lalu Kak Mel upload serba-serbi Para Cendekiawan Muslim yang sangat penting dalam tercetusnya sejarah keilmuan di dunia.Kesempatan kali ini Kak Mel masih membahas tema yang mirip nih. Cuman bedanya tema kali ini tentang "Foto Dan Biografi Sejarawan Nasional Bidang Teknologi"

Yuk, berikut Kak Mel ajak sahabat untuk berkenelam dengan Tokoh Hebat Nasional Di Bidang Teknologi. 





Profesor B.J. Habibie, penemu Teori Crack untuk mengetes kualitas pesawat terbang

1) Prof. DR (HC). Ing. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie atau dikenal sebagai BJ Habibie merupakan pria Pare-Pare (Sulawesi Selatan) kelahiran 25 Juni 1936. Habibie menjadi Presiden ke-3 Indonesia selama 1,4 tahun dan 2 tahun menjadi Wakil Presiden RI ke-7. Habibie merupakan warisan antara orang Jawa (izin) dengan orang Makasar / Pare-Pare (didukung).

Dimasa kecil, Habibie memiliki kecerdasan dan semangat tinggi pada ilmu pengetahuan dan teknologi khusus Fisika. Selama enam bulan, ia kuliah di Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), dan melanjutkan ke Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule - Jerman pada tahun 1955. Dengan dibiayai oleh, RA Tuti Marini Puspowardoyo, Habibie muda menggunakan 10 tahun untuk diakses studi S-1 S-3 di Aachen-Jerman.

Pak Habibie melanjutkan program doktoral setelah menikahi teman SMA-nya, Ibu Hasri Ainun Besari pada tahun 1962. Bersama-sama dengan tinggal di Jerman, Habibie harus bekerja untuk membiayai kuliah sambil membayar biaya rumah tangganya. Habibie mendalami bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang. Tahun 1965, Habibie menyelesaikan studi S-3 dan menerima gelar Doktor Ingenieur (Doktor Teknik) dengan indeks prestasi summa cumlaude.


Mantan presiden RI ini adalah ilmuwan asal Indonesia yang paling dikenal dunia. Ia menemukan teori Crack, menghitung crack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang, untuk mengetes kualitas pesawat terbang. Tak hanya itu, ia juga menciptakan pesawat terbang sendiri berjenis CN-235 dan N-250, serta membantu dalam produksi pesawat Eropa berjenis A-300.







Prof. Dr. Ir. Sedijatmo/Sedyatamo penemu Pondasi Cakar Ayam

2) Profil dan Biografi Prof. Ir. R.M. Sedyatmo. Ia lahir di Karanganyar, Jawa Tengah pada tahun 1909 beliau adalah seorang insinyur Indonesia. Sedyatmo yang sering dijuluki “Si Kancil” karena terkenal karena banyak akalnya menempuh pendidikan di Technische Hogescholl (THS) (sekarang ITB) Bandung. Selesai dari THS pada 1934, Sedyatmo bekerja sebagai insinyur perencanaan di berbagai instansi pemerintah. Sedyatmo dikenal sebagai penemu “Pondasi Cakar Ayam” pada tahun 1962. Temuan Sedyatmo awalnya digunakan dalam pembuatan apron Pelabuhan Udara Angkatan Laut Juanda, Surabaya, landasan bandara Polonia, Medan, dan landasan bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Hasil temuannya tersebut telah dipatenkan dan dipakai di luar negeri.

Pondasi cakar ayam terdiri dan plat beton bertulang dengan ketebalan 10-15 cm, tergantung dari jenis konstruksi dan keadaan tanah di bawahnya. Di bawah plat beton dibuat sumuran pipa-pipa dengan jarak sumbu antara 2-3 m. Diameter pipa 1,20 m, tebal 8 cm, dan panjangnya tergantung dari beban di atas plat serta kondisi tanahnya. Untuk pipa dipakai tulangan tunggal, sedangkan untuk plat dipakai tulangan ganda

Sistem pondasi cakar ayam sangat sederhana, hingga cocok sekali diterapkan di daerah dimana peralatan modern dan tenaga ahli sukar didapat. Sampai batas-batas tertentu, sistern ini dapat menggantikan pondasi tiang pancang. Untuk gedung berlantai 3-4 misalnya, sistem cakar ayam biayanya akan sama dengan pondasi tiang pancang 12 meter.

Namun, Sedyatmo bukanlah ilmuwan yang haus akan penghargaan. Sikap rendah hati dan dedikasinya yang tinggi terhadap bangsa menjadi spirit bagi ciptaannya. Dan uniknya, Sedyatmo selalu menekankan pentingnya intuisi dan pengamatan terhadap alam semesta. Karya cakar ayamnya merupakan bukti bagaimana ciptaannya terilhami oleh akar pohon kelapa.

Beberapa karya Sedyatmo lainnya yang terkenal adalah pompa hidrolis, bendungan Jatiluhur, dan bahkan jembatan Suramadu dibangun berdasarkan konsep awal Sedyatmo. Tak heran, kontribusinya yang luar biasa bagi pengetahuan teknik, menobatkan Sedyatmo meraih sejumlah penghargaan internasional.

Nama Sedyatmo kemudian diabadikan sebagai nama jalan bebas hambatan dari Jakarta menuju bandara Soekarno-Hatta. Profesor Sedyatmo meninggal dunia di usia 75 tahun pada 1984 dan dimakamkan di Karanganyar. Pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Mahaputra Kelas I kepada Sedyatmo atas jasa-jasanya.


Di akses pada https://www.biografiku.com/biografi-prof-ir-rm-sedyatmo/#forward pada pukul 22.00 WIB, tanggal 13 Mei 2020.





Prof. Dr. Rahmiana Zein penemu Teknik Kromatografi Tercepat di dunia

3) Prof. Dr. Rahmiana Zein Lahir 1958 Kewarganegaraan Indonesia, Almamater dari Universitas Gipu, Jepang. Pekerjaan adalah seorang lmuwan dan pengajar. Dikenal karena: Pakar ilmu kimia; Penemu teknik kromatografi tercepat di dunia. Agama Islam dan pasangan hidup adalah Prof. Dr. Edison Munaf. 

Ia merupakan penemu teknik kromatografi tercepat di dunia. Kromatografi adalah teknik pemisahan senyawa kimia memanfaatkan interaksi antara pelarut, sampel yang akan dipisahkan, fase diam (stationary phase) dan fase bergerak (mobile phase). 

Di bawah bimbingan Profesor Toyohide Takeuchi di Universitas Gipu, Jepang, pada tahun 1998, Prof. Dr. Rahmiana Zein, yang saat itu sedang melakukan penelitian untuk disertasi doktor bidang kimia menemukan teknik kromatografi tercepat di dunia. Jika sebelum ini peneliti membutuhkan waktu antara 1.000 dan 100 menit untuk membedah senyawa kimia, teknik yang diunakan Rahmiana Zein mampu mendiagnosis senyawa kimia dalam waktu kurang dari 10 menit.

Ia menjabat sebagai Kepala Laboratorium Kimia Lingkungan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas (Unand), Padang, Sumatera Barat.

Rahmiana Zein yang merupakan adik kandung dari Kivlan Zein, seorang tokoh militer ini menikah dengan Prof. Dr. Edison Munaf, yang menjabat sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan (ATDIKBUD) di KBRI Tokyo, Jepang, dan juga ia pernah menjabat sebagai Pembantu Rektor II Universitas Andalas.






Prof. Dr.  Mezak Arnold Ratag

4) Prof. Dr. Mezak Arnold Ratag lahir 24 September 1962. Dia adalah seorang ilmuwan, tepatnya astronom lulusan Institut Teknologi Bandung, yang menemukan Planetary Nebula Cluster.

Meskipun lahir di Malang, pendidikannya tak ia tempuh di sini, melainkan di Manado, Bandung, dan Belanda. Ia menempuh sekolah dasar dan menengah di SD dan SMP Laboratorium IKIP Manado. Ia juga pernah dinobatkan menjadi Pelajar Teladan tingkat SLTA Provinsi Sulawesi Utara dan juga Pelajar Teladan Nasional tahun 1980. Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah atas di SMA Negeri 1 Manado.

Kemudian ia diterima sebagai mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan bebas ujian saringan masuk perguruan tinggi. Pada Oktober 1985, ia berhasil menyelesaikan studi S1 Astronomi dengan predikat cum laude.

Lulus dari ITB, Mezak melanjutkan studi S2 dan S3 di Groningen, Belanda. Tepatnya di Rijksuniversiteit te Groningen. Dalam akhir studinya ini, lagi-lagi ia mendapatkan kesempatan untuk dapat langsung melanjutkan ke jenjang doktor tanpa harus menempuh ujian doktoral.

Pada tahun 1991, Mezak Arnold Ratag berhasil memperoleh gelar doktor. Disertasi yang dibuatnya berjudul ‘A Study of Galactic Bulge Planetary Nebulae’.

Tak hanya berkiprah di tingkat nasional dan internasional, Prof Mezak juga sempat mengabdi di Sulawesi Utara. Dia menjadi Rektor UKIT AZR Wenas 2017-2019.







Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, Ph. D. penemu Radar Satelit Pengamatan Permukaan Bumi & Pemilik Paten Di 118 Negar

5) Prof. Josaphat 'Josh' Tetuko Sri Sumantyo, Ph.D.  Sumantyo, dilahirkan pada tanggal 25 Juni 1970 di Rumah Sakit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (dulu AURI), di Markas Komando Pasukan Gerak Tjepat (KOPASGAT) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Sulaiman, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Ia ialah putra kedua dari pasangan Michael Suman Juswaljati (Instruktur Paskhas TNI-AU dan terakhir anggota Fraksi Tentara Nasional Indonesia DPRD Wonogiri) dan Florentina Srindadi. Ia mempunyai satu abang yang sudah meninggal dan dua adik, yaitu Franciscus Dwi Koco Sri Sumantyo (sekarang di Halim Perdanakusuma, Jakarta) dan Lucia Tri Erowadanti Sri Sumantyo (sekarang di Pemerintah Daerah Wonogiri).

Ia mulai mengenyam pendidikan formal di Taman Kanak-kanak Islam Aisyah Kandang Menjangan Kartasura, SDN IV Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah (1977-1983). Kemudian dilanjutkan ke SMPN 1 Kartasura (1983-1986), Sukoharjo, dan Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Surakarta atau Solo, Margoyudan [17](1986-1989), Solo dengan Jurusan Fisika (A1). Selanjutnya Josh Sri Sumantyo memperoleh gelar B.Eng dan M.Eng dalam bidang rekayasa komputer dan kelistrikan di Universitas Kanazawa, Jepang pada tahun 1995 dan 1997 dengan beasiswa Science and Technology Manpower Development Program (STMDP) II atau (beasiswa pada zaman Menristek Habibie) untuk S-1 dan Rotary International Scholarship Foundation untuk S-2, berturut-turut (Subsurface Radar Systems) dan gelar Ph.D. dalam bidang Sains Sistem Artifisial (Applied Radio Wave and Radar Systems: Satellite onboard Synthetic Aperture Radar) dari Graduate School of Science and Technology, Universitas Chiba, Jepang pada tahun 2002 dengan beasiswa dari Okamoto International Scholarship Foundation, Satoh International Scholarship Foundation dan Atsumi International Scholarship Foundation untuk menuntaskan studi S-3 atau Doktoral.alah salah satu pemegang paten antena mikrostrip (antena berbentuk cakram berdiameter 12 sentimeter dan tebal 1,6 milimeter) yang sanggup dipakai untuk berkomunikasi pribadi dengan satelit. Penemu circularly polarized synthetic aperture untuk pesawat tanpa awak dan small satellte, serta radar peramal cuaca 3 dimensi.Saat ini menjabat Full Professor (permanent staff) di Center for Environmental Remote Sensing, Universitas Chiba, Jepang dan sebagai profesor/dosen tamu di banyak sekali universitas.

Ia beristrikan Innes Indreswari Soekanto (seorang dosen di Institut Teknologi Bandung) dan mereka mempunyai seorang anak, yaitu Johannes 'MD' Pandhito Panji Herdento.


Di akses pada http://penemuilmuan.blogspot.com/2015/05/nih-josaphat-tetuko-sri-sumantyo-penemu.html?m=1 pukul 06.00 WIB,  tanggal 14 Mei 2020.




Oke sahabat fotografi, itu tadi adalah 5 Biografi tokoh Ilmuwan/Sejarawan Nasional. Yuk kita ambil semangat untuk mengaharumkan nama  baik bangsa di kancah Internasional.

Tetap semangat ya sahabat fotografi. Jaga kesehatan dan Terimakasih sudah berkunjung ke blog Kak Mel. Semoga bermanfaat 🙏😊

Wassalamualaikum Wr. WB. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Foto dan Biografi Fotografer Nasional Spesialisasi di Foto Landscape / Wildlife

Assalamu'alaikum Wr. Wb.  Tabik Puuun !!!  Check check, pantun dikit boleh ya sahabat fotografi 😎📷 Pandang Langit Malam Maha Karya San...