Rabu, 27 Februari 2019

TUGAS ILMU DAKWAH II

NAMA                          : MELINIAR
KELAS                         : KPI D, Semester 2
NPM                             : 1841010263
EMAIL                         : meliniar15@gmail.com



1)                      Jelaskan Substansi Dakwah Kontekstual Dan Tekstual ?

Dalam mengkaji Islam beserta makna derivasinya, paling tidak ada dua pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan teksual dan pendekatan kontekstual. Pendekatan tekstual menekankan pada signifikansi teks-teks sebagai sentra kajian Islam dengan merujuk kepada sumber-sumber suci (pristine source) dalam Islam, terutama al-Qur‘an dan al-Hadits. Pendekatan ini sangat penting untuk melihat realitas Islam normatif yang tertulis baik secara eksplisit maupun implisit.

Terbentuknya teks-teks yang ditulis menitikberatkan pada proses terbentuknya ide-ide, pengetahuan dan pemikiran yang terus dilestarikan sebagai tradisi akademik. Dari tradisi akademik inilah, perubahan-perubahan muncul, misalnya dari pembacaan pemikiran Islam tekstual menuju kontekstual, dari pendekatan mazhabi ke pendekatan interpretasi, dari normatif ideologis ke kritis-konstruktif, dan Berbagai bentuk lainnya. Pada titik ini, kuasa politik erat kaitannya dengan pembentukan pengetahuan yang dalam hal ini dapat ditemukan dalam konstruk kajian pemikiran keislaman di perguruan tinggi keagamaan Islam.
Kebijakan politik dengan Berbagai program yang dicanangkan Departemen Agama telah membangkitkan semarak tradisi akademik dengan kajian-kajian studi Islam yang berlangsung dari tahun 1960 sampai 1970 ini dengan perubahan kajian akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi yang diikuti munculnya persoalan-persoalan baru dimana perguruan tinggi keagamaan Islam dituntut kontribusinya untuk memecahkan persoalan-persoalan secara cerdas dan kreatif. Perguruan tinggi keagamaan Islam antara lain dituntut untuk memperbaiki dan mengembangkan paradigma keilmuan yang lebih komprehensif dan adaptif. Dari segi ini, ilmu-ilmu keislaman klasik yang awalnya dijadikan mata kuliah di perguruan tinggi keagamaan Islam kemudian dilengkapi dengan ilmu-ilmu sosial keislaman. Tidak hanya pengembangan mata kuliah, namun juga kajiannya perlu diperluas dengan mengintegrasikan Berbagai disiplin keilmuan, seperti sejarah, bahasa, ilmu dakwah, perbandingan agama, filsafat, antropologi, dan disiplin keilmuan lainnya. Selain itu, juga didukung oleh kebijakan pemerintah dalam transformasi kelembagaan dengan memperluas mandat keilmuan. Melalui model pendekatan integratif yang diinisiasi oleh intelektual akademik perguruan tinggi keagamaanIslam yang didominasi alumni luar negeri, bidang-bidang kajian yang dikembangkan menjadi lebih.

Pemberlakukan hukum Islam di Indonesia lebih mempunyai daya dukung yang berarti bila hal itu dimulai dengan kesadaran dan keinginan yang keras dari masyarakat sendiri. Banyak bidang kehidupan sosial ekonomi yang sekarang mulai secara rational dan sadar dikerjakan oleh masyarakat sendiri secara Islami. Dimulai dengan berbagai sistem perbankan, seperti bank syariah, lembaga zakat yang terorganisasi secara rapi, bentuk sodaqoh infak untuk kaum duafa sebagai dasar pengentasan kemiskinan sangatlah berpeluang. Demikian juga masalah asuransi jiwa, asuransi haji dan lain sebagainya yang merupakan ladang untuk menghormati Hak Asasi Manusia. Hal ini menunjukkan ruang gerak yang semakin luas dan diterima oleh masyarakat. Jikapun kemudian diperlukan pengaturan yang lebih formal, maka hal itu hanyalah merupakan penguatan daripada apa yang telah dilakukan oleh masyarakat secara sukarela. Dalam bahasa filosofisnya, maka hukum yang demikian, bukan merupakan “command of the souvereign” atau perintah penguasa akan tetapi lebih merupakan ketentuan hukum yang “accepted by (the majority of ) the people” yaitu hukum yang bisa diterima oleh mayoritas masyarakat. MUI dalam mengeluarkan fatwanya. Dalam perkembangannya, penerapan fatwa MUI terhadap hukum islam di indonesia telah banyak memberikan kontribusi dan menjadi pedoman undang-undang formal dalam bentuk .

Dakwah Islam merupakan proses penyampaian pesan keIslaman oleh da’i (komunikator/yang menyampaikan) kepada mad’u (komunikan/yang mendengarkan). Dalam tatapan sejarah, dakwah merupakan penentu bagi proses difusi dan perkembangan Islam di seluruh dunia. Tanpanya Islam tidak akan bisa di nikmati oleh umat Islam dunia termasuk juga muslim Indonesia. Dikatakan demikian, karena pada awalnya pesan ke-Islaman hanya terpusat pada satu komunikan yaitu Nabi Muhammad. Keberhasilan dakwah Nabi terjadi karena metode dakwah yang dilakukanadaptif terhadap budaya lokal bangsa Arab. Metode dakwah kultural sebagaimana terjadi di masa Nabi, kembali dipraktikkan oleh parasunan yang akrab disebut Walisongo pada saat menyebarkan Islam di tanah Jawa. Mereka menyampaikan pesan keIslaman sesuai dengan konteks budaya masyarakat jawa yang mayoritas Hindu Budha. Pesan keislaman tidak disampaikan secara tekstual normatif, melainkan disampaikan secara kontekstual negosiatif.

Mendakwahkan nilai-nilai Islam diawali dengan penyebaran arti dari agama Islam yang secara global diartikan sebagai sistem kepercayaan, ibadah, perilaku dan lain-lain yang didalamnya terkandung aturan (kode etik) dan filosofi.
Meskipun Al-Qur‟an menjelaskan bahwa Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu, akan tetapi ilmu pengetahuan dan logika berfikir manusia tidak selamanya menjangkau Allah. Sedangkan Al-Qur‟an menempati posisi yang strategis sebagai petunjuk dan penghubung jalan menuju Allah. Oleh karena itu, komunikasi dakwah memegang peranan penting untuk menyampaikan. Pesan-pesan yang secara tekstual dan kontekstual bersumber pada Al-Qur‟an dan Hadits.


2.        Jelaskan Substansi Dakwah Aktual / Bil Hal. Menurut Dahlan Iskan dan Didin Hafiduddin (disertai dengan contoh disekitar anda) ?

Di samping kata dakwah, dalam referensi utama Islam, al-Qur’an dan Hadis sebenarnya ada kata lain yang ditujukan kepada umat Islam baik secara individual maupun kolektif agar menyampaikan hal-hal terkait Islam kepada orang lain. Kata tersebut adalah tabligh.
Dengan demikian dakwah dapat dikembangkan dengan memberi layanan kesehatan baik mental dan spiritual; pendidikan, pendampingan ekonomi, dan lain-lain yang sering disebut dengan Dakwah bil Hal. Di sinilah pentingnya bersinergi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan gerakan dakwah seperti RS, Dinas Sosial, LSM, Kepolisian dan TNI, Dinas Pendidikan, Lingkungan Hidup, Lembaga Penyiaran, Media, dan lain-lain. Hal ini dapat dipahami dari penutup surat Ali Imran ayat 104 wa ula’ika humul muflihun, bahwa untuk menjadi orang atau masyarakat yang sukses, syaratanya tiga, yaitu yad’una ilal khair, ya’murunan bilma’ruf, dan yanhauna ‘anil munkar. Ketiganya harus dilakukan atau dikerjakan bersama-sama dan bersinergi antar unsur masyarakat atau antara masyarakat dan pemerintah atau aparat.

Dakwah bil-hâl lebih aktif, dinamis dan praktis melalui berbagai kegiatan dan pengembangan potensi masyarakat dengan muatan kebaikan dan nilai normatif. Melalui dakwah model tersebut, masyarakat tidak hanya terangkat status sosial ekonominya, tapi memiliki substansi semangat keagamaan yang memadai. Sehingga terdapat keseimbangan antara material dan imaterial. Manusia modern membutuhkan model dan pendekatan dakwah yang dapat memecahkan masalah, yang lebih menekankan pada amal usaha dan karya nyata, dan langsung dapat dinikmati dan mengangkat harkat, martabat dan kesejahteraan hidup masyarakat. Dakwah yang dimaksud tentu tidak saja mengarah kepada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan saja, tapi juga meningkat kesadaran diri (religi) menjadi lebih baik. Bil-hâl menjadi perbincanganhangat di kalangan umat Islam, seakan menjawab keresahan masyarakat akan minimnya perhatian objek dakwah terhadap permasalahan yang tengah dihadapi umat Islam saat ini yakni
kemiskinan dan kesenjangan ekonomi.

Dakwah merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah, dan secara bertahap menuju perikehidupan yang Islami. Suatu proses yang berkesinambungan adalah suatu proses yang bukan insidental atau kebetulan, melainkan benar-benar direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara terus menerus oleh para pengemban dakwah dalam rangka mengubah perilaku sasaran dakwah sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan

Menurut Dahlan Iskan Istilah dakwah bil hal hanya ada di Indonesia. Bahkan, di Timur Tengah saja tak dikenal, Dakwal bil hal di Indonesia, dari hasil penelusuran saya, patut diduga istilah “dakwah bil hal” itu terucapkan pertama kali oleh intelektual muda yang juga mulai aktif di MUI zaman itu. Namanya Dr. Effendy Zarkasi. Setidaknya itulah yang diduga oleh tokoh yang juga sangat aktif dan juga terlibat dalam kegiatan pemberdayaan umat Adi Sasono. Awal tahun 1970-an adalah masa di mana gejolak politik di Indonesia luar biasa mencekamnya. Ini buntut dari peristiwa G-30-S di tahun 1965 yang menghadapkan golongan Islam dengan golongan komunis. Pada masa itu banyak pemikiran yang muncul untuk menyikapi akan tulisan yang mengupas dakwah kontekstual sebenarnya telah banyak dilakukan orang dengan berbagai pendekatan seperti Busairi Harits5 dalam bukunya berjudul Dakwah Kontekstual: Sebuah Pemikiran Islam Kontemporer yang mengatakan bahwa dakwah di era sekarang tidak hanya bersifat verbal karena dalam sistem dakwah mencakup juga komponen sosio-kultural yang sangat luas sehingga kalau dakwah hanya dipahami secara tekstual maka justru akan mereduksi makna dakwah itu sendiri. Artinya bahwa kondisi sosial, ekonomi, politik dan budaya masyarakat moderen tidak bisa hanya dilakukan dengan pendekatan verbal. Masyarakat telah terbuka dengan teknologi dan telah menjadi bagian dari kehidupannya sehingga butuh pendekatan lain yang lebih nyata dan konkrit dalam pendekatan dakwah. Memaknai dakwah dalam arti sempit bi lisan justru akan mempersempit ruang dakwah Islam, karena Islam tidak hanya dapat diekspresikan dengan hanya ritual-spiritual saja melainkan harus terimplementasi dalam kehidupan nyata.

              Islam adalah agama dakwah, artinya agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarkan dan mensyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia baik dalam keadaan bagaimanapun dan dimanapun, karena maju mundurnya umat Islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukan Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia sebagai rahmatan lil alamin. Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan manakala ajarannya dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsisten serta konsekuen. Usaha menyebarluaskan Islam dan realisasi terhadap ajarannya yaitu dengan dakwah. Oleh karena itu, sangat wajar jika Islam memerintahkan umatnya untuk menjadi pengingat dan pengajak kearah kebaikan dan pencegah kemungkaran. Maka Islam harus tersebar luas dan penyampaian kebenaran tersebut merupakan tanggung jawab umat Islam secara keseluruhan, sesuai dengan misi sebagai “rahmatan lil alamin” membawa kedamaian dan ketenteraman dalam kehidupan sekaligus sebagai pengantar menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang dibawakan oleh para
aparat dakwah/penerang agama. Islam adalah agama dakwah. Menurut Isa Anshari Islam merupakan agama yang selalu mendorong umatnya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Sedangkan dakwah itu sendiri adalah menyampaikan seruan Islam, mengajak dan memanggil umat manusia agar menerima dan mempercayai keyakinan dan pandangan hidup Islam.

Contoh dari dakawah aktual/ bil hal adalah pembangunan masjid pada suatu desa secara bersama-sama. Denan gotong royong meningkatkan tali silaturahmi dan meningkatkan ibadah dengan cara mengadakan pengajian atau kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat dan lain-lain.

3.        Bagaimana Bentuk Dakwah Transformatif  Yang Akan Anda Lakukan Setelah Lulus Kuliah (Wisuda), Dan Hal Kecil Apa Yang Sudah Anda Lakukan Saat Ini Untuk Mewujudkan Dakwah Transformatif Tersebut ?

Setelah saya lulus kuliah nanti, saya akan melakukan dakwah secara terang-terangan kepada masyarakat yang ada disekitar saya. Saya akan bergabung dengan oragnisasi masyarakat dengan membantu berkarya untuk pembangunan masyarakat desa dan memberikan informasi bermanfaat dan membantu masyarakat dalm memecahkan masalah dengan cara-cara yang menyenangkan dan tidak kaku hanya ceramah saja. Saya akan membantu masyarakat dalam menjalani roda pembangungan di desa dan kesejahteraan rakyat dengan ilmu-ilmu yang sudah saya dapatkan selama berkuliah di fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Hal-hal kecil yang sudah saya lakukan saat ini adalah dengan rajin sholat, beribadah, berkuliah mencari ilmu akademk dan nonakademik , belajar mengaji, giat bakti pada masyarakat, dan memposting ceramah atau kata-kata ceramah singkat yang sudah terklarifikasi pada media sosial saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Foto dan Biografi Fotografer Nasional Spesialisasi di Foto Landscape / Wildlife

Assalamu'alaikum Wr. Wb.  Tabik Puuun !!!  Check check, pantun dikit boleh ya sahabat fotografi 😎📷 Pandang Langit Malam Maha Karya San...