Rabu, 05 Desember 2018

FAKTOR HIDAYAH DALAM DAKWAH

ILMU DAKWAH
“FAKTOR HIDAYAH DALAM DAKWAH”

Dosen Pengampu: M. Bisri Mustofa, M. Kom. I

Disusun Oleh :
KPI D
Kelompok 8

      Heri Santoso                  1841010255
      Herliana Prastiwi           1841010296
      Meka Ardila Putri         1841010268
      Meliniar                         1841010263


KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2018

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, khususnya kelompok kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa kita sanjungkan kepada junjungan nabi agung Muhammad SAW. para keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman. 
Karya tulis ini merupakan tugas mata kuliah Ilmu Dakwah dari Bapak Dosen M. Bisri Mustofa, M. Kom. I, guna proses pengkajian pada kelompok kami, sebagai bahan pembelajaran dikelas.
Karya tulis ini berjudul “Faktor Hidayah Dalam Dakwah”. Mengingat penting sekali gerakan dakwah Rasulullah di Mekkah maupun di Madinah yang tidak berjalan mulus namun tetap berjuang gigih mengajak rakyat dan kaumnya untuk memeluk agama Islam.
Kami menyadari betul masih terdapat kekeliruan ataupun kesalahan  proses pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan bantuan kritik dan saran dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini.
                                                                           
                                                                                    Bandar Lampung, 19 September 2018

                                                                                                                Tim Penulis,






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
          A.    Latar Belakang............................................................................ 1
          B.     Rumusan Masalah....................................................................... 2
          C.    Tujuan Masalah........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
          A.    Pengertian Hidayah...................................................................... 3
          B.    Peran Hidayah Dalam Keberhasilan Dakwah................................ 5
          C.     Macam-Macam Hidayah............................................................. 6
BAB III PENUTUP
          A.    Kesimpulan .................................................................................9
          B.     Saran...........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................10







BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
  Agama Islam adalah agama Rahmatan Lil Alamin yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. yang memiliki pedoman dari kitab Al-Quran dan Hadis untuk menjalankan kehidupan di dunia. Dimana kita hidup didunia ini hanya sebagai penghubung/jembatan yang kelak kita akan menuju ke alam akhirat yang kekal abadi. Namun, persiapan diri untuk  menuju alam akhirat yang indah dan tiada duanya tentulah harus memiliki tabungan pahala yang mecukupi untuk menuju ke syurga. Sebaliknya, apabila kita tidak mempersiapkan diri untuk menuju alam akhirat kita, kelak pastilah kita akan masuk ke tempat yang sangat panas dan penuh siksaan bertubi-tubi, berkali-kali lipat pedihnya dari segala macam pedihnya kejahatan apapun di dunia ini.
Namun, meskipun Islam ini adalah agama yang sempurna, masih banyak juga masyarakat yang menolak kehadirannya. Dengan alasan bahwa Islam adalah agama yang sesat, agama aneh, agama yag ribet dalam peraturan kehiduan sehari-hari, dan lain sebagaianya. Itulah doktrin-doktrin yang memang sudah ada sejak zaman jahiliyah sampai sekarang justru semakin merajalela. Sehingga terkadang kebiasaan kita, walaupun salah tetap saja kita lakukan dengan alasan ribet, susah, tidak seperti ajaran agama lainnya, terlalu fanatik, tidak gaul(katrok), dan lainnya.
Sering sekali kita mendengarkan kajian atau ceramah oleh para pemuka agama yang menyinggungmasalah tigkah laku kita, aturan bersosialisasi, aturan aktifitas sehari-hari yang tak juga kita amalkan atau merubah keburukan cara hidup kita ini meskipun kita tahu bahwa kita melakukan kesalahan tapi cuek saja dengan alasan belum dapat hidayah-Nya.


B.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Apa pengertian hidayah?
2.      Bagaimana peran hidayah dalam keberhasilan dakwah ?
3.      Apa macam-macam hidayah?

C.  Tujuan Masalah
Tujuan dari rumusan masalah di atas adalah :
1.      Untuk mengetahui pengertian hidayah
2.      Untuk mengetahui bagaimana peran hidyah dalam keberhasilan dakwah
3.      Untuk mengetahui macam-macam hidayah






BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Hidayah

Hidayah الهداية atau kata “al-huda” الهدى  berakar dari tiga huruf asal, yaitu ha’, dal, dan ya’. Dari akar kata ini juga lahir kata “hadiyah” الهدية. Pada mulanya, Ia digunakan dalam arti: “batu besar yang terdapat di laut atau sungai dan yang digunakan sebagai rambu”guna menghindari bahaya”. Selain itu, ia juga dapat berarti “siang hari bolong”.
Jika kita naik kapal laut, kita dapat melihat banyak tanda mercu sebagai petunjuk bagi nahkoda. Secara bahasa kita menamakan mercu itu sebagai hidayah. Waktu siang pun merupakan hidayah, karena kita dapat melihat dengan jelas benda-benda disekitar kita melaui sinar matahari. Hadiah yang kita berikan juga merupakan petunjuk (hidayah) bahwa kita bersimpati kepadanya.
Pendapat para ahli tafsir diatas dapat diatur dalam dua pengertian hidayah. Pertama,hidayah sebagai petunjuk informatif, yaitu memberikan pemahaman tentang pesan Islam. Hidayah jenis ini ditujukan pada masyarakat yang masih membutuhkan banyak informasi ajaran Islam. Kedua, hidayah sebagai petunjuk pembinaan. Dalam hal ini, masyarakat dibimbing dan digerakkan untuk menjalankan ajaran Islam.
Dalam konteks dakwah, hidayah dalam makna pertama merupakan target utama. Pendakwahnya memberikan pemahaman yang relefan dengan kondisi dan kebutuhan mitra dakwahnya.[1]

Pendekatan dakwah, baik tablig (penyiaran), tadzbir (pengorganisasian), tathwir (pengembangan), maupun irsyad (bimbingan), melalui pendekatan dakwah dan diologis dakwah antar budaya adalah solusi metodologis yang tepat dalam membangun dakwah yang lebih ramah dan mengena.[2]

Rasulullah SAW. terus berdakwah tanpa mengenal lelah tidak memerdulikan ejekan dan gangguan yang ditujukan kepadanya dan para sahabatnya yang lain. Bahkan beliau terus berusaha berjuang untuk menegakkan risalah Allah SWT. itu di tengah-tengah masyarakat.[3]
 
B.  Peran Hidayah Dalam Keberhasilan Dakwah
Sebagai makhluk psikososial, secara sadar dan sengaja, manusia ikut serta menyumbangkan bagiannya dalam proses evolusi kosmis yang digerakkan oleh pencipta-Nya, Rabbul-‘alamin, dan akhirnya “bertemu dengan Allah”. Hubungan langsung dengan Allah ini hanya dapat dicapai dengan perbuatan perbuatan baik dan tidak mempersekutukan-Nya.[4]
Dakwah dikatakan berhasil bila terjadi kesepahaman antara pendakwah dan mitra dakwah. Jika mitra dakwah telah memahami dengan benar pesan dakwah,dalam satu tahap pendakwah telah behasil. Dalam hal ini pendakwah bisa melakukannya, hampir tanpa intervensi Allah SWT. Lain halnya dengan sikap dan perilaku keagamaan. Disini sangat diperlukan intervensi hidayah Allah SWT. Tanpa hidayahnya, seseorang tidak bisa menerima kebenaran Islam dan menjalankannya.

C.  Macam-Macam Hidayah Sebagai Berikut :

Ada dua macam hidayah dalam Al Quran yaitu hidayah umum dan hidayah khusus. Hidayah umum adalah hidayah seperti dalam firman Allah:
وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ“dan kami telah menunjukkan dua jalan (kebajikan dan kejahatan)”(QS.Al-balad(90):10).Ini adalah hidayah panca indra lahir dan batin. Sedangkan hidayah khusus adalah seperti yang terdapat dalam firman Allah:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ“tunjuki kami jalan yang lurus” (QS.Al-fatihah(1):6). Ini adalah hidayah taufiq wa al i’anah(pertolongan) dari  Allah untuk melakukan perbuatan yang baik dan bimbingannya (menuju) keselamatan”.
Al-Maraghi (1953, I: 35-36) membagi hidayah Allah kedalam lima macam, yaitu:
a.       Hidayah Ilham(hidayah al-ilham)
Hidayah ini terbentuk sejak kita dilahirkan.
b.      Hidayah Panca Indra (hidayah al-hawas)
Selain dorongan isnting, kita juga di tuntut Allah SWT. Lewat pancaindra untuk engenali dunia disekeliling kita.
c.       Hidayah Akal(hidayah al-‘aql)
Hidayah ketiga ini lebih tinggi nilainya di banding hidayah-hidayah . Hidayah ini nya diberikan kepada manusia.
d.      Hidayah Agama Dan Syari’at (hidayah al-adyan wa al-syarai’)
Akal kita terbatas dalam berpikir tentang makna hidup. Bila manusia menggunakan akalnya untuk berpikir lebih jauh tentang penguasa alam semesta, ia akan menemukan hanya satu tuhan. Namun, nama Allah  SWT. sebagai tuhan Yang Maha Esa hanya terdapat dalam Agama Islam.
e.     Hidayah Pertolongan (hidayah al-ma’unah wa al-taufiq)
        Hidayah ini mutlak hak milik allah SWT. tidak satupun makhluk bisa memberikan hidayah ini (wa hadzih al-hidayah khashshah bih subhanah lam yam nahha abadan min khalqih). Tidak sedikit umat Islam yang mengetahui kewajiban sholat dan tata caranya,namun tidak banyak yang ditolong Allah SWT. untuk melaksankannya,apapun usaha pendakwah untuk mengubah perilaku manusia,jika tidak ada hidayah ini,usahanya tidak memenuhi target.
                 
Banyak ayat al-quran yang menjelaskan bahwa segala peunjuk dan kesesatan merupakan kehendak Allah SWT. Allah SWT telah menentukan dua jalan yaitu jalan yang benar dan jalan yang salah (sesat).Allah SWT. juga membuat syariat yang memuat hal-hal yang mengarah pada dua jalan tersebut. Allah SWT. pun memerintahkan untuk mengikuti jalan yang benar, Allah SWT. akan menuntunnya hingga ketujuan. Akan tetapi,bila ia tidak berminat kejalan yang benar maka Allah SWT. akan membiarkannya dalam kesesatan. Setelah itu,mitra dakwah sesudah memahami pesan dakwah diberi kebebasan untuk mengikuti Islam atau meninggalkan nya.           
Dengan mengetahui peranan hidayah dalam Islam,kita dapat  memahami makna kebebasan dalam dawah. Pendakwah bukan penentu,tetapi pendorong. Pendakwah mendorong mitra dakwah melalui kreasi pesan dakwah (al-da’wah bi al maqal wa al-kitabah) dan kreasi lingkungan (al- da’wah bi al-hal).[5] Al-Qur’an dapat dikatakan sebagai kitab al-Dakwah, karena didalamnya terdapat isyarat sekaligus syarat yang jelas mengenai apa, bagaimana, dan untuk apa kegunaan dakwah islamiyah. Asumsi bahwa Al Quran sebagai kitab dakwah, didasarkan pada definisi Al Quran itu sendiri. Bahwa Al-Quran adalah kalam Allah SWT. yang diturunkan melalui perantara malaikat Jibril kepada Muhammad SAW.[6]
Meskipun hidayah dalam berdakwah adalah hanya milik Allah SWT. Tentulah sang pendakwah ataupun yang di dakwahkan berusaha untuk bersungguh-sungguh fokus terhadap hasil untuk mendapat  hidayah. Dengan Kata lain, fokus materi dakwah adalah mengajak dan menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Allah SWT. berupa iman kepada-Nya dan seluruh ajaran para Rasul-Nya.[7]





 BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
                        Hidayah atau  kata “al-huda”  berakar dari tiga huruf asal, yaitu ha’, dal, dan ya’. Dari akar kata ini juga lahir kata “hadiyah”.Dalam konteks dakwah, hidayah dalam makna pertama merupakan target utama. Pendakwahannya memberikan pemahaman yang relefan dengan kondisi dan kebutuhan mitra dakwahnya Terdapat berbagai macam hidyah dalam Al Quran yaitu hidayah umum dan hidayah khusus.Al-Maraghi (1953, I: 35-36) membagi hidayah Allah kedalam lima macam, yaitu:
a.      Hidayah ilham(hidayah al-ilham)
b.      Hidayah panca indra (hidayah al-hawas)
c.       Hidayah akal(hidayah al-‘aql)
d.      Hidayah agama dan syari’at (hidayah al-adyan wa al-syarai’)
e.       Hidayah Pertolongan (hidayah al-ma’unah wa al-taufiq)
                   Kita harus merubah persepsi kita dengan cara moderen bahwasanya Hidayah harus kita jemput, bukan menunggu hidayah.
      
B.  Saran
                   Melalui makalah ini kami berharap para pembaca dapat memahami secara matang dan pasti apa itu pengetian hidayah, peran hidayah dalam keerhasilan dakawah dan macam-macam hidayah.
                   Dalam penulisan makalah ini banyak di temukan kekurangan ataupun ada pembahasan yang kurang tepat. Dari itu Kami mengharap kritik dan saran dari pembaca khususnya dosen pengampu dalam mata kuliah Ilmu Dakwah ini. Agar kedepan Kami dapat membuat suatu makalah yang lebih baik lagi.





DAFTAR PUSTAKA


Aripudin, Acep dan Syukriadi Sambas. 2007. Dakwah Damai Pengantar Dakwah Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Aziz, Moh Ali. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Ghazali, Adeng Muchtar. 2005. Pemikiran Islam Kontemporer. Bandung: CV Pustaka Setia.
 
Murodi, 2013. Dakwah Islam Dan Tantangan MasyarakatQurais. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sukayat, Tata. 2009. Quantum Dakwah. Jakarta: Rineka Cipta.










[1]        Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 121-123.
[2]        Syukriadi Sambas dan Acep Aripudin, Dakwaah Damai Pengantar Dakwah Budaya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 87.
[3]        Murodi, Dakwah Islam Dan Tantangan Masyarakat Quraisy Kajian Sejarah Dakwah Pada Masa Rasulullah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 65.
[4]        Adeng Muchtar Ghazali, Pemikiran Islam Kontemporer, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 178-179.
[5]        Moh. Ali Aziz, Op. Cit., hlm. 124-127.
[6]        Tata Sukayat, Quantum Dakwah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hlm. 14-15.
[7]        Ibid, hlm. 86.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Foto dan Biografi Fotografer Nasional Spesialisasi di Foto Landscape / Wildlife

Assalamu'alaikum Wr. Wb.  Tabik Puuun !!!  Check check, pantun dikit boleh ya sahabat fotografi 😎📷 Pandang Langit Malam Maha Karya San...