ILMU DAKWAH
“FAKTOR
HIDAYAH DALAM DAKWAH”
Dosen
Pengampu: M. Bisri Mustofa, M. Kom. I
Disusun
Oleh :
KPI
D
Kelompok
8
Heri
Santoso 1841010255
Herliana
Prastiwi 1841010296
Meka
Ardila Putri 1841010268
Meliniar
1841010263
KOMUNIKASI
DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS
DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, khususnya kelompok kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa
kita sanjungkan kepada junjungan nabi agung Muhammad SAW. para keluarga,
sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Karya tulis ini merupakan tugas mata kuliah Ilmu Dakwah dari Bapak Dosen
M. Bisri Mustofa, M. Kom. I, guna proses pengkajian pada kelompok kami, sebagai
bahan pembelajaran dikelas.
Karya tulis ini berjudul “Faktor Hidayah Dalam Dakwah”. Mengingat
penting sekali gerakan dakwah Rasulullah di Mekkah maupun di Madinah yang tidak
berjalan mulus namun tetap berjuang gigih mengajak rakyat dan kaumnya untuk
memeluk agama Islam.
Kami
menyadari betul masih terdapat kekeliruan ataupun kesalahan proses pembuatan makalah ini. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan bantuan kritik dan saran dari semua pihak untuk
penyempurnaan makalah ini.
Bandar Lampung, 19 September 2018
Tim
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang............................................................................ 1
B.
Rumusan
Masalah....................................................................... 2
C.
Tujuan
Masalah........................................................................... 2
A.
Pengertian
Hidayah...................................................................... 3
B. Peran
Hidayah Dalam Keberhasilan Dakwah................................ 5
C.
Macam-Macam
Hidayah............................................................. 6
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
.................................................................................9
B.
Saran...........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Agama Islam adalah
agama Rahmatan Lil Alamin yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. yang memiliki pedoman
dari kitab Al-Quran dan Hadis untuk menjalankan kehidupan di dunia. Dimana kita
hidup didunia ini hanya sebagai penghubung/jembatan yang kelak kita akan menuju
ke alam akhirat yang kekal abadi. Namun, persiapan diri untuk menuju alam akhirat yang indah dan tiada
duanya tentulah harus memiliki tabungan pahala yang mecukupi untuk menuju ke syurga.
Sebaliknya, apabila kita tidak mempersiapkan diri untuk menuju alam akhirat
kita, kelak pastilah kita akan masuk ke tempat yang sangat panas dan penuh
siksaan bertubi-tubi, berkali-kali lipat pedihnya dari segala macam pedihnya
kejahatan apapun di dunia ini.
Namun, meskipun Islam ini adalah agama yang sempurna, masih banyak
juga masyarakat yang menolak kehadirannya. Dengan alasan bahwa Islam adalah
agama yang sesat, agama aneh, agama yag ribet dalam peraturan kehiduan sehari-hari,
dan lain sebagaianya. Itulah doktrin-doktrin yang memang sudah ada sejak zaman
jahiliyah sampai sekarang justru semakin merajalela. Sehingga terkadang kebiasaan
kita, walaupun salah tetap saja kita lakukan dengan alasan ribet, susah, tidak
seperti ajaran agama lainnya, terlalu fanatik, tidak gaul(katrok), dan lainnya.
Sering sekali kita mendengarkan kajian atau ceramah oleh para
pemuka agama yang menyinggungmasalah tigkah laku kita, aturan bersosialisasi,
aturan aktifitas sehari-hari yang tak juga kita amalkan atau merubah keburukan
cara hidup kita ini meskipun kita tahu bahwa kita melakukan kesalahan tapi cuek
saja dengan alasan belum dapat hidayah-Nya.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.
Apa pengertian hidayah?
2.
Bagaimana peran
hidayah dalam keberhasilan dakwah ?
3.
Apa macam-macam
hidayah?
C. Tujuan Masalah
Tujuan
dari rumusan masalah di atas adalah :
1. Untuk
mengetahui pengertian hidayah
2. Untuk
mengetahui bagaimana peran hidyah dalam keberhasilan dakwah
3. Untuk
mengetahui macam-macam hidayah
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Hidayah
Hidayah الهداية atau kata
“al-huda” الهدى berakar dari tiga huruf asal, yaitu ha’, dal, dan ya’. Dari akar
kata ini juga lahir kata “hadiyah” الهدية. Pada mulanya, Ia digunakan dalam arti: “batu besar yang
terdapat di laut atau sungai dan yang digunakan sebagai rambu”guna menghindari
bahaya”. Selain itu, ia juga dapat berarti “siang hari bolong”.
Jika kita naik kapal laut, kita dapat melihat banyak tanda mercu sebagai
petunjuk bagi nahkoda. Secara bahasa kita menamakan mercu itu sebagai hidayah. Waktu
siang pun merupakan hidayah, karena kita dapat melihat dengan jelas benda-benda
disekitar kita melaui sinar matahari. Hadiah yang kita berikan juga merupakan
petunjuk (hidayah) bahwa kita bersimpati kepadanya.
Pendapat para ahli tafsir diatas dapat diatur dalam dua pengertian
hidayah. Pertama,hidayah sebagai petunjuk informatif, yaitu memberikan pemahaman
tentang pesan Islam. Hidayah jenis ini ditujukan pada masyarakat yang masih
membutuhkan banyak informasi ajaran Islam. Kedua, hidayah sebagai petunjuk
pembinaan. Dalam hal ini, masyarakat dibimbing dan digerakkan untuk menjalankan
ajaran Islam.
Dalam
konteks dakwah, hidayah dalam makna pertama merupakan target utama. Pendakwahnya
memberikan pemahaman yang relefan dengan kondisi dan kebutuhan mitra dakwahnya.[1]
Pendekatan dakwah, baik tablig (penyiaran), tadzbir
(pengorganisasian), tathwir (pengembangan), maupun irsyad (bimbingan),
melalui pendekatan dakwah dan diologis dakwah antar budaya adalah solusi
metodologis yang tepat dalam membangun dakwah yang lebih ramah dan mengena.[2]
Rasulullah SAW. terus berdakwah tanpa mengenal lelah tidak
memerdulikan ejekan dan gangguan yang ditujukan kepadanya dan para sahabatnya
yang lain. Bahkan beliau terus berusaha berjuang untuk menegakkan risalah Allah
SWT. itu di tengah-tengah masyarakat.[3]
B.
Peran Hidayah Dalam Keberhasilan Dakwah
Sebagai
makhluk psikososial, secara sadar dan sengaja, manusia ikut serta menyumbangkan
bagiannya dalam proses evolusi kosmis yang digerakkan oleh pencipta-Nya, Rabbu‘l-‘alamin,
dan akhirnya “bertemu dengan Allah”. Hubungan langsung dengan Allah ini
hanya dapat dicapai dengan perbuatan perbuatan baik dan tidak
mempersekutukan-Nya.[4]
Dakwah
dikatakan berhasil bila terjadi kesepahaman antara pendakwah dan mitra dakwah.
Jika mitra dakwah telah memahami dengan benar pesan dakwah,dalam satu tahap pendakwah
telah behasil. Dalam hal ini pendakwah bisa melakukannya, hampir tanpa
intervensi Allah SWT. Lain halnya dengan sikap dan perilaku keagamaan. Disini
sangat diperlukan intervensi hidayah Allah SWT. Tanpa hidayahnya, seseorang
tidak bisa menerima kebenaran Islam dan menjalankannya.
C.
Macam-Macam
Hidayah Sebagai Berikut :
Ada dua macam hidayah dalam Al Quran yaitu hidayah umum dan hidayah
khusus. Hidayah umum adalah hidayah seperti dalam firman Allah:
وَهَدَيْنَاهُ
النَّجْدَيْنِ“dan kami telah menunjukkan dua jalan (kebajikan dan kejahatan)”(QS.Al-balad(90):10).Ini adalah hidayah panca indra lahir dan
batin. Sedangkan hidayah khusus adalah seperti yang terdapat dalam firman Allah:
اهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ“tunjuki kami jalan yang lurus” (QS.Al-fatihah(1):6). Ini adalah hidayah taufiq wa al i’anah(pertolongan)
dari Allah untuk melakukan perbuatan
yang baik dan bimbingannya (menuju) keselamatan”.
Al-Maraghi (1953, I: 35-36) membagi
hidayah Allah kedalam lima macam, yaitu:
a.
Hidayah
Ilham(hidayah al-ilham)
Hidayah ini terbentuk sejak kita
dilahirkan.
b.
Hidayah
Panca Indra (hidayah al-hawas)
Selain dorongan isnting, kita juga
di tuntut Allah SWT. Lewat pancaindra untuk engenali dunia disekeliling kita.
c.
Hidayah
Akal(hidayah al-‘aql)
Hidayah
ketiga ini lebih tinggi nilainya di banding hidayah-hidayah . Hidayah ini nya
diberikan kepada manusia.
d.
Hidayah
Agama Dan Syari’at (hidayah al-adyan wa al-syarai’)
Akal kita terbatas dalam berpikir tentang makna hidup. Bila manusia
menggunakan akalnya untuk berpikir lebih jauh tentang penguasa alam semesta, ia
akan menemukan hanya satu tuhan. Namun, nama Allah SWT. sebagai tuhan Yang Maha Esa hanya
terdapat dalam Agama Islam.
e.
Hidayah Pertolongan (hidayah al-ma’unah wa
al-taufiq)
Hidayah ini mutlak
hak milik allah SWT. tidak satupun makhluk bisa memberikan hidayah ini (wa
hadzih al-hidayah khashshah bih subhanah lam yam nahha abadan min khalqih).
Tidak sedikit umat Islam yang mengetahui kewajiban sholat dan tata caranya,namun
tidak banyak yang ditolong Allah SWT. untuk melaksankannya,apapun usaha
pendakwah untuk mengubah perilaku manusia,jika tidak ada hidayah ini,usahanya
tidak memenuhi target.
Banyak ayat al-quran yang menjelaskan bahwa segala peunjuk dan kesesatan
merupakan kehendak Allah SWT. Allah SWT telah menentukan dua jalan yaitu jalan
yang benar dan jalan yang salah (sesat).Allah SWT. juga membuat syariat yang
memuat hal-hal yang mengarah pada dua jalan tersebut. Allah SWT. pun
memerintahkan untuk mengikuti jalan yang benar, Allah SWT. akan menuntunnya
hingga ketujuan. Akan tetapi,bila ia tidak berminat kejalan yang benar maka Allah
SWT. akan membiarkannya dalam kesesatan. Setelah itu,mitra dakwah sesudah
memahami pesan dakwah diberi kebebasan untuk mengikuti Islam atau meninggalkan
nya.
Dengan mengetahui peranan hidayah dalam Islam,kita dapat memahami makna kebebasan dalam dawah. Pendakwah
bukan penentu,tetapi pendorong. Pendakwah mendorong mitra dakwah melalui kreasi
pesan dakwah (al-da’wah bi al maqal wa al-kitabah) dan kreasi lingkungan (al-
da’wah bi al-hal).[5]
Al-Qur’an dapat dikatakan sebagai kitab al-Dakwah, karena didalamnya
terdapat isyarat sekaligus syarat yang jelas mengenai apa, bagaimana, dan untuk
apa kegunaan dakwah islamiyah. Asumsi bahwa Al Quran sebagai kitab dakwah,
didasarkan pada definisi Al Quran itu sendiri. Bahwa Al-Quran adalah kalam
Allah SWT. yang diturunkan melalui perantara malaikat Jibril kepada Muhammad
SAW.[6]
Meskipun hidayah dalam berdakwah adalah hanya milik Allah SWT. Tentulah
sang pendakwah ataupun yang di dakwahkan berusaha untuk bersungguh-sungguh
fokus terhadap hasil untuk mendapat
hidayah. Dengan Kata lain, fokus materi dakwah adalah mengajak dan
menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Allah SWT. berupa iman kepada-Nya
dan seluruh ajaran para Rasul-Nya.[7]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hidayah
atau kata “al-huda” berakar dari tiga huruf asal, yaitu ha’, dal,
dan ya’. Dari akar kata ini juga lahir kata “hadiyah”.Dalam konteks dakwah,
hidayah dalam makna pertama merupakan target utama. Pendakwahannya memberikan
pemahaman yang relefan dengan kondisi dan kebutuhan mitra dakwahnya Terdapat
berbagai macam hidyah dalam Al Quran yaitu hidayah umum dan hidayah khusus.Al-Maraghi
(1953, I: 35-36) membagi hidayah Allah kedalam lima macam, yaitu:
a.
Hidayah
ilham(hidayah al-ilham)
b.
Hidayah
panca indra (hidayah al-hawas)
c.
Hidayah
akal(hidayah al-‘aql)
d.
Hidayah
agama dan syari’at (hidayah al-adyan wa al-syarai’)
e.
Hidayah
Pertolongan (hidayah al-ma’unah wa al-taufiq)
Kita
harus merubah persepsi kita dengan cara moderen bahwasanya Hidayah harus kita
jemput, bukan menunggu hidayah.
Melalui makalah ini kami
berharap para pembaca dapat memahami secara matang dan pasti apa itu pengetian
hidayah, peran hidayah dalam keerhasilan dakawah dan macam-macam hidayah.
Dalam penulisan makalah ini banyak
di temukan kekurangan ataupun ada pembahasan yang kurang tepat. Dari itu Kami
mengharap kritik dan saran dari pembaca khususnya dosen pengampu dalam mata
kuliah Ilmu Dakwah ini. Agar kedepan Kami dapat membuat suatu makalah yang
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Aripudin, Acep dan Syukriadi Sambas. 2007. Dakwah Damai
Pengantar Dakwah Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Aziz, Moh Ali. 2009. Ilmu Dakwah.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ghazali, Adeng Muchtar. 2005. Pemikiran Islam Kontemporer.
Bandung: CV Pustaka Setia.
Murodi, 2013. Dakwah Islam Dan Tantangan MasyarakatQurais. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sukayat, Tata. 2009. Quantum Dakwah. Jakarta: Rineka Cipta.
[1] Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 121-123.
[2] Syukriadi Sambas dan Acep Aripudin, Dakwaah
Damai Pengantar Dakwah Budaya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.
87.
[3] Murodi, Dakwah Islam Dan Tantangan
Masyarakat Quraisy Kajian Sejarah Dakwah Pada Masa Rasulullah, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 65.
[4] Adeng Muchtar Ghazali, Pemikiran Islam
Kontemporer, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 178-179.
[5] Moh. Ali Aziz, Op. Cit., hlm. 124-127.
[6] Tata Sukayat, Quantum Dakwah,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hlm. 14-15.